SIMALUNGUN -- Belum kelar masalah inti sawit yang menjadi issu panas saat ini dikalangan internal PTPN.4 yang diduga melibatkan menager unit Pabatu yang mana masalah ini masih dalam penyidikan aparat penegak hukum, ternyata ada juga hal baru yang ditemukan pada areal kebun unit pabatu.
Ratusan hektar tanaman belum menghasilkan (TBM) yang patut diduga diterlantarkan oleh pihak menegemen unit pabatu.
Disampaikan ke Redaksi, dari hasil pantauan TOPAN RI Sumut di lapangan, sebahagian besar areal TBM yang berada di afdeling 6 unit Pabatu dengan luas 400 Ha lebih itu tampak tidak ada perawatan sama sekali, bahkan nyaris seperti hutan serta tanaman yang mati dan tidak ada penyisipan.
Selain semak belukar, di areal tampak tumbuh subur tukulan tanpa ada muchuna, hingga tim investigasi Topan RI Sumut bingung melihat dan membedakan yang mana areal tanaman ulang karna sebahagian telah tampak seperti hutan, dimana seharusnya ada dilakukan perawatan di areal TBM tersebut dengan melakukan pencabutan tukulan kayu keras, penyisipan muchuna, penyisipan tanaman sawit, pembersihan piringan, pembabatan semak belukar dan lainnya sesuai dengan standart perawatan tanaman belum menghasilkan yang kelak berpengaruh untuk produksi tandan buah sawit yang berkualitas dengan kuantitas produksi yang direncanakan sesuai target.
Namun anehnya,[cut] sampai bulan Agustus tahun 2018 ini tampak tidak ada dilakukan perawatan oleh pihak menegemen unit Pabatu. Apakah memang tidak ada anggaran dari pihak pusat (menegement PTPN.4) ??, atau ada anggaran tetapi pelaksanaan tidak dilakukan yang patut diduga hal ini merupakan bagian dari korupsi terhadap uang Negara.
Tim Investigasi mencoba konfirmasi dengan pihak menegemen unit Pabatu, Rudi Simbolan sebagai Asisiten Kepala (Askep) rayon tersebut ketika dkonfirmasi di kantor afdeling 6 kebun Pabatu mengatakan terkait tidak dilakukannya perawatan terhadap areal TBM di afdeling 6 ini mulai Januari hingga awal Agustus ini karena memang tidak ada anggaran biaya untuk penyerjaan perawatan yang dimaksud, yang ada hanya sebatas penyemprotan hama.
Konfirmasi berikutnya juga dilakukan terhadap asisten afdeling 6 unit Pabatu, Zulfahmi yang mengaku[cut] baru menjabat Mei 2018 sabagai asisten tanaman di afdeling 6 Pabatu itu mengatakan TBM pada areal afdeling 6 ini memang demikian parah dan amburadul lah keadaannya. Hal ini sudah merupakan warisan, saya hanya berusaha untuk membenahinya. Kita sudah beli 4 unit mesin babat untuk melakukan pembabatan, juga muchuna kita lagi bibitkan.
Untuk tanaman sawit kita bukan hanya menyisip, kita juga melakukan penanaman pada areal yang memang sama sekali tidak tertanam pada kerja tanam ulang kemaren, ada juga yang sudah seperti kolam, kita juga akan tenami sawit disitu, karna itu juga areal produktif. Tapi kami juga di afdeling ini hanya sanggup dengan apa adanya lah. ketika team bertanya mengenai anggaran biaya perawatan, asisiten juga menjawab hal yang sama dengan askep bahwa tidak ada biaya perawatan semak belukar dari pusat (menegemen PTPN.4), yang ada hanya sebatas penyemprotan hama.
Yah kami pintar pintarlah dengan upaya kami untuk membenahi TBM ini. Ada tidak nya anggaran biaya, kami harus benahi, karna ini tanggung jawab kami khususnya saya selaku asisten sekarang di afdeling ini, demikian uangkap pak Zulfahmi.
Meneger unit Pabatu, Agustinus Simanjuntak pada awal ketika di minta konfirmasinya mengenai hal ini, mengatakan beliau masih di Polda sumut dalam rangka ada panggilan dan mengarahkan konfirmasi kepada Askep. Selanjutnya sang menager sebagai tampuk pimpinan di unit Pabatu itu tidak lagi merespon pihak Topan Ri Sumut sampai berita ini diturunkan.
Untuk mencari keterangan mengenai tidak adanya anggaran untuk perawatan semak belukar, penyisipan tanaman sawit maupun muchuna seperti yang dikatakan askep dan asisten, oleh karena menager tidak mau memberikan keterangan terkait hal ini, Team berusaha mencari keterangan pada General Menager (GM 1).
Bapak Fauzi selaku GM ketika di konfirmasi mengenai hal ini menjawab[cut] bahwa beliau tidak mengetahui adanya areal TBM di afdeling 6 unit Pabatu yang rusak parah dan menghutan, setahu saya soal anggaran biaya perawatan sewajarnya itu pasti ada dan kita tetap membuat anggaran perawatan sesuai standard perawatan TBM yang wajar. Untuk hal ini pak Fauzi berjanji akan segera memanggil menager unit Pabatu untuk mempertanyakan hal ini dan akan meminta agar konfirmasi Tim Topan RI Sumut kepada menager Pabatu itu untuk direspon dengan baik dimana Topan RI selaku lembaga yang menjalankan fungsi kontrol nya.
Untuk tindak lanjut hal ini, tim Topan RI Sumut akan menemui Direktur Utama PTPN IV, Ibu Siwi Peni untuk mempertanyakan apakah benar tidak adanya anggaran perawatan yang dimaksud pada areal TBM afdeling 6 unit Pabatu.
Bila memang benar tidak adanya anggaran biaya perawatan yang dimaksud seperti keterangan Asisten dan Askep itu, perlu[cut] di bahas mendalam apa yang menjadi alasan dan pertimbangan apa hingga anggaran ditiadakan dimana hal ini telah berakibat rusaknya tanaman sawit, padahal pada saat pelaksanaan tanam ulang, PTP IV telah mengelualkan biaya milyaran rupiah.
Komandan Topan RI Sumut, Simon Nainggolan menambahkan, untuk diketahui bahwa PTPN IV merupakan BUMN, dimana anggaran maupun laba perusahaan ini menyangkut dan berhubungan langsung dengan keuangan Negara.
Tetapi apabila anggaran ada dikucurkan untuk perawatan dimaksud, sementara tidak dilakukan perawatan dimaksud, maka sangat patut diduga bahwa telah terjadi penyelewengan terhadap anggaran dimaksud dan hal ini jelas telah merugikan Negara kita.
Kami akan dalami dan berkordinasi dengan pihak menegemen PTPN IV untuk mencari kejelasan hal ini. Bila dugaan penyelewengan terdapat pada hal ini, maka[cut] Topan RI Sumut memohon kepada Direktur Utama PTPN IV untuk mencopot jabatan mereka mereka yang bertanggung jawab terhadap realisasi anggaran perawatan yang dimaksud, dan meminta kepada Direktur Utama PTPN IV untuk bersama Topan RI Sumut melaporkan dugaan penyelengengan anggaran perawatan yang dimaksud kepada pihak berwajib dan atau KPK RI.
Demikian ungkap Simon Nainggolan selaku komandan Investigasi Topan RI Sumut yang dengan tim nya telah menemukan hal ini.***(SNN)


