BOGOR -- FSB Garteks se Indonesia mengadakan Konferensi Perempuan yang diadakan di Grand Ussu Hotel dan Convention Jalan Raya Puncak KM 79 Cisarua - Bogor, yang direncanakan berlangsung selama 5 (lima) hari, 08 Agustus 2018 sampai dengan 12 Agustus 2018.
Peningkatan kapasitas kepemimpinan perempuan
Sesi Panel pertama, Kamis (09/08) yang disampaikan Elly, DPP Garteks, bahwa Buruh perempuan harus berperan aktif melakukan social dialog terus menerus dengan konsiten untuk mengurangi perseteruan dan kekerasan di tempat kerja .
Dengan menjadi pengurus serikat buruh kelangsungan pekerjaan harus lebih terjamin bukan malah kehilangan pekerjaan dan Terjamin hubungan keluarga yang lebih baik .
Buruh perempuan yang lebih strategis memperjuangkan hak-haknya dibanding menyerahkannya di perjuangkan Buruh laki-laki.
Instrumen ILO melindungi hak Buruh Perempuan.
Sesi dilanjut dengan penyampaian ILO better work indonesia Jakarta, Bapak Bona, bahwa Konvensi ILO telah mengatur Negara untuk tidak melakukan diskriminasi antara laki-laki dan perempuan .
"Pelecehan seksual di tempat kerja terjadi setiap hari seperti mencolek , menyiul dan lainlain, namun ketika disampaikan ke rekan kerja malah kadang - kadang bukan mendapat dukungan tetapi kritikan . Oleh karena itu diharapkan Buruh perempuan sebaiknya lebih aktif di SB karena undang- undang sudah menjamin,"ujar Bona.
Strategy KSBSI dalam mengadvokasi kekerasan berbasis gender.
Emma Lilifna mewakili K2KaN KSBSI menyampaikan, Pelaku kekerasan berbasis gender adalah se-seorang yang menyatakan bahwa pembagian peranan menurut adat , budaya dan kebiasaan- kebiasaan sehari-hari .
"K2KN Aktif berperan melakukan pendidikan tentang gender dan kekerasan gender kepada pengurus dan anggota serikat Buruh agar lebih paham sehingga dapat melakukan antisipasi,"tutup Emma.



