![]() |
| Ket foto : Warga dirikan portal, sebagai bentuk protes warga terhadap PT Siparanak Gabe Maduma (SGM) |
Editor : Daris/Redaksi
KARO,MOLTODAY.COM | Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, terkait dugaan tidak adanya koridor penggunaan jalan milik sendiri untuk mengangkut kayu pinus oleh PT SGM.
Tidak sampai disitu, PT. Siparanak Gabe Maduma (SGM) juga diduga terlambat menyelesaikan pengadaan lahan relokasi mandiri tahap tiga yang seharusnya sudah selesai per 31 Desember 2018 namun kenyataan nya hingga kini (Maret/2019) terlihat masih selesai dikerjakan diduga baru berkisar 30% , hal tersebut diduga sudah menyalahi kontrak perjanjian kerja.[cut]
BACA JUGA
Prihal di atas, Tim awak media kembali mendatangi lokasi Relokasi mandiri tahap tiga yang berlokasi dikawasan Siosar, melalui jalur desa pertibi tembe, kecamatan merek, kabupaten karo, pada Selasa (5/3) sekira 10:00 Wib.
Sesampai di penghujung jalan yang dibangun sebelumnya oleh PT Dewantara Raja Mandiri (DRM) , Tim awak media melihat beberapa warga Desa pertibi tembe, kec.merek sedang mendirikan portal yang terbuat dari besi dan di corr semen pada tiang pondasi portal ,
Terlihat, Warga Desa pertibi tembe menghadang dan menghimbau kepada sopir truck bermuatan kayu dan truk yang kosong muatan agar tak lagi melintas di jalan tersebut , kondisi jalan usaha tani yang sebelumnya di bangun PT DRM luluh lantak/rusak dan berlobang, ini akibat seringnya di lewati truk truk berat pengangkut kayu pinus siosar, nanti jangan lagi lewat sini ya..," dijelaskan seorang warga kepada sopir truck yang sedang bermuatan kayu dilokasi pemasangan portal.
Menurut keterangan Maskot Pintu besi Mantan Kades Pertibi tembe yang juga menjabat sebagai Humas PT DRM saat dimintai keterangan oleh awak media mengatakan, "tempo hari PT SGM mengalihkan jalurnya melalui Desa Kacinambun, dan tetap juga mendapat perlawanan dari warga setempat, hingga akhirnya PT SGM mengalihkanya dengan memakai akses jalan yang telah kita buat bersama PT. DRM ini, jadi hingga kini kami tidak pernah mengetahui dimana lokasi jalan yang telah dibuat sendiri oleh PT. SGM untuk mengangkut kayu pinus keluar dari lokasi penebangan, oleh karna itu maka hari ini kami memasang portal ini agar truk truk pengangkut kayu milik PT SGM tidak lagi melewati akses jalan ini, sebelum ada ijin yang harus di lengkapi PT SGM dan menunjukkannya kepada kami," jelasnya
Maskot menabahkan , " jalan ini kami buka awalnya oleh PT DRM ditahun 2017, tujuan utamanya untuk mengangkut balok keluar dari lokasi penebangan sesuai persyaratan yang diwajibkan bahwa seharus nya PT SGM membuat koridor jalan sendiri sebagai persyaratan agar dapat mengikuti dan memenangkan tender , nantinya setelah pekerjaan PT. DRM selesai, maka jalan yang kita buat bersama PT. DRM ini dijadikan jalan umum, walaupun begitu jalan ini tidak boleh dilalui oleh mobil mobil pengangkut kayu pinus milik PT. SGM, karena bukan PT. SGM yang membuatnya," Jelasnya
Masih menurut Maskot, "sebelumnya kami tidak mengetahui kalau PT. SGM mempergunakan akses jalan yang kami buat ini dan sebelumnya juga sudah kita larang, akhirnya kami juga sangat bingung dari mana sebenarnya ijin mereka harus melewati desa kami, dan parahnya lagi hingga hari ini jalan kami ini semakin rusak dan tetap tidak ada perhatian dan etikad baik untuk membenahi jalan ini ," Beber maskot mengahiri.
Berita ini juga sudah dimuat di www.negaraonline.com

