BI Berusaha Menekan Inflasi menjelang Lebaran

author photo



Medan -Kondisi Ekonomi di Sumatera Utara hingga saat ini mengalami gejolak naik turunnya harga kebutuhan pokok masyarakat di seluruh pasar tradisional di wilayah Sumatera Utara.Hal Ini disampaikan oleh Kepala Bank Indonesia Wilayah Provinsi Sumatra Utara Wiwik Sasto Widayat dalam Bincang - Bincang bersama wartawan, Kamis (9/5) di Lantai 8 Gedung Bank Indonesia Jl. Perintis Kemerdekaan, Medan. 



Wiwik menjelaskan, Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara saat ini mengalami kenaikan 5,30%,tumbuh dan lebih stabil dari triwulan IV 2018 yang lalu. Pencapaian ini lebih baik dari pertumbuhan ekonomi secara Nasional sekitar 5,075%, dan tertinggi sejak tahun 2014.

Namun secara keseluruhan Neraca perdagangan Sumatera Utara pada triwulan I Surplus 0,7 milyar dolar, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya.


"Tingginya Inflasi 1,23% pada bulan april hingga bulan Ramadhan yang terjadi di Sumatera Utara, dipicu oleh beberapa komoditas. Diantaranya ada, Cabe Merah 0,83/,Bawang Merah 0,11%,Bawang Putih 0,08%, Kontrak Rumah 0,05%, Cabai Hijau 0,03%, papar Wiwik. 


Lanjut, Wiwik mengatakan, BI akan membuat Plan Pengendalian Inflasi di Sumatera Utara berupa,
-Keterjangkauan Harga
1.Sidak pasar
2.Menggelar pasar murah
3.Pengadaan paket sembako murah
4.Melakukan monitoring dan mencatat perkembangan harga kebutuhan pokok masyarakat di pasar.
5.Pelaporan perkembangan harga ke WA Grup TPID dan Satgas pangan.
6.Pembukaan Kedai Kita di Kampung Lalang.

"Saat ini BI berusaha untuk menekan inflasi di Sumatera Utara sekecil mungkin, kami juga sudah menjalin kerjasama kepada pihak kepolisian dengan membentuk Satgas yang akan turun dan mengawasi seluruh pasar. Upaya ini diambil agar para penimbun bahan pokok bisa di antisipasi dan apabila kedapatan,mereka akan ditindak tegas sebab apabila bahan pokok lancar dan banyak dipasar pasti inflasi tidak akan terjadi", tegasnya (A.1.Red)
Komentar Anda

Berita Terkini