Proyek Pengerjaan Program PAMSIMAS III 2018 Simalungun Terkesan Amburadul

author photo

Published : R.10.1-3
Editor : Redaksi

SIMALUNGUN | Moltoday.com - Program Nasional Pentediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) merupakan program Pemerintah Indonesia yang mendapat dukungan dari Bank dunia. Melalui nasional ini diharapkan dapat meningkatkan akses pendududk pedesaan terhadap fasilitas air minum dan sanitasi yang layak untuk rakyat Indonesia.



Mirisnya pengerjaan Pamsimas di Nagori Marjandi Pisang, Kecamatan Panombeian Panei, kabupaten Simalungun terkesan asal jadi dan berantakan. Bak reservoir yang dibangun dari tidak berfungsi, pipa saluran dari sumber air terlihat bergeletak di atas tanah milik HGU PTPN.4 kebun Marjandi serta sambungan pipa main bakar. Berikut juga dengan saluran ke rumah warga, terlihat pipa bergelatak di atas tanah dan sambungan terputus.[cut]

Proyek Pamsimas ini bersumber dari dana APBN yang disalurkan melalui program Pamsimas III Dana Desa Nagori (desa) Marjandi Pisang ditambah dana partisipasi masyarakat setempat yang dipungut ke setiap rumah tangga sehingga total keseluruhan biaya Rp. 395 juta.

Terpisah, Divisi Intelijen / Investigasi LSM TOPAN-RI Sumut, Simon Nainggolan saat dihubungi awak media ini menyebutkan bahwa ada kekecewaan warga hasil pengerjaan Pamsimas dan tidak berfungsi.

“Seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya sangat kecewa dengan pembangunan Pamsimas, dan warga juga masih memakai cara lama untuk dapat air bersih karena air tak tersalurkan, sembari menunjukkan pipa yang bergeletakan di atas tanah berantakan, “ ucap Simon saat dihubungi awak media pada Sabtu (01/5/2019) sore.

Simon menambahkan, menurut warga yang tidak mau disebutkan identitasnya juga menyebutkan, “kami dengar katanya sudah dianggap selesai kerjaan bangunan pamsimas itu bang, padahal tidak berfungsi tapi dianggap selesai. Siapa yang bertanggung jawab, kamipun tidak tau. Yang jelas itu dibangunan gak ada artinya, terbuanglah uang negara ditambah lagi uang masyarakat setempat”, meniru ucapan warga.[cut]


Masih kata Simon, menurut keterangan Pangulu (Kepala Desa) Nagori Marjandi Pisang Bapak Siahaan  saat ditemui dirumahnya pada bulan Mei yang lalu mengatakan, soal Pamsimas sudah dibentuk kelompoknya, dan kelompok itulah yang mengerjakan dengan konsultan dan dari PUPR Kabupaten Simalungun.

“Saya tidak tau menau bagaimana proyek itu, bahkan sampai sekarang uang saya pribadipun masih dipakai kelompok itu sekitar Rp. 10 juta-an. Untuk lebih memperjelas”, kata Simon meniru ucapan Kepala Desa.

Waktu yang bersamaan, Pangulu memanggil ketua Kelompok Keswadayaan Masyarakat yang membangunan Pamsimas di Nagori Marjadi Pisang itu  melalui selular, Berselang 30 Menit, Ketua kelompok Keswadayaan Masyarakat Bapak Sidabutar datang ke rumah Pak Pangulu.

Saat dipertanyakan detail pengerjaan Pamsimas, Pak Sidabutar pun menjelaskan,, "Awalnya kami dari Kelompok keswadayaan masyarakat Nagori Marjandi Pisang mengajukan proposal untuk pergantian pipa saluran air ke rumah-rumah warga.  Atas proposal kami,  selanjutnya konsultan bermarga Hutabarat bersama dengan orang PPK dari PUPR Kabupaten Simalungun, Ibu Norma Panjaitan survei dan melihat jarak serta sumber air.  Setelah survei, konsultan Pak Hutabarat mengatakan bahwa harus dibuat bak reservoir, kalau sumber air sudah layak. Jadi yang proposal kami untuk ganti pipa, direalisasikan untuk buat bangunan baru dan pipa serta jalur baru, jadi pipa yang lama tidak dibongkar dan diganti, akan tetapi dibuat pipa baru dari sumber air ke bak reservoir dan dari reservoir disalurkan ke rumah warga. Tapi setelah semua kelar, nyatanya air tidak bisa naik ke reservoi, tapi kalau hujan, bisa ada air sampai reservoir", kata Sidabutar  kepada tim Investigasi Intelijen LSM Topan RI.

Dipertanyakan perihal berita acara penyelesaian pekerjaan dan pipa berantakan yang tergeletak di atas tanah dan tidak ditanam, dan ditemukannya saluran-saluran pipa terputus, kepada tim divisi Intelijen Topan RI, Sidabutar mengatakan,” bahwa saat pengerjaan kondisi hujan, tapi airnya sempat mengalir ke reservoir, dan pada saat tidak hujan air tidak mengalir, maka pipa tidak ditanam”.  

Soal berita acara, Sidabutar mengatakan kepada tim LSM Topan RI yang dikomandoi Simon Nainggolan bahwa sudah dilakukan dan pak pangulu dan konsultan mengetahui berita acara itu selesai dan ditanda tangani. Berita acara itu kami buat dan kami serahkan kepada konsultan pak hutabarat dan PPK Ibu Norma. “Selanjutnya begitu lah adanya seperti orang abang lihat, memang tidak berfungsi bang. Kami mau gimana lah, kemaren kata pak Hutabarat bisa jalan air nya”, kata Simon meniru ucapan Sidabutar.

Kepada awak media Simon juga mengatakan, kasus ini masih kita lakukan pendalaman investigasi dan yang menjadi pertanyaannya,  warga minta ganti pipa, tapi malah pembuatan fasilatas baru dan bak yang direalisasikan, pengerjaannya juga asal asalan, pipa tidak ditanam dan bergeletakan di atas tanah milik HGU PTPN.4 kebun Marjandi. Sambungan pipa juga main bakar. Pipa ke rumah warga juga terputus. Dan yang menjadi perhatian khusus kami dalam melakukan investigasi, mengapa bisa dibuat berita acara selesai, sementara pengerjaan berantakan dan tidak berfungsi. Ditambah lagi menurut keterangan Ketua KKM Pak Sidabutar pada team kami dari lembaga, bahwa berita acara sudah dibuat dan ditanda tangani semua pihak yang berkewajiban serta diketahu dan ditanda tangani Pangulu. Ditambah lagi kemeren saat kita ketemu dengan ketua KKM pak sidabutar, beliau sudah berjanji untuk memberikan salinan LPJ, Tapi setelah kami surati resmi untuk permintaan salinan informasi publik, Beliau malah bilang pada anggota team kita untuk minta kepada inspektorat, lebih janggal lagi, surat permintaan salinan informasi publik berupa LPJ pengerjaan Pamsimas dimaksud, dibalas dengan mengatakan bahwa LPJ belum ada pada kami selaku KKM.

Hal ini sudah sangat aneh dan terindikasi ada upaya menutup - nutupi LPJ dan kuat dugaan adanya tindakan pelanggaran hukum berupa manipulasi LPJ dan intervensi pihak tertentu karena menurut ketua KKM pak Sidabutar, Material di pesan oleh konsultan yaitu pak Hutabarat dari medan. Kami akan tempuh jalur hukum dan membuat laporan resmi, karena ini sudah merupakan dugaan tindakan pelanggaran dengan membuat Laporan tidak sesuai Realisasi dan diduga terjadi kerugian negara serta penelantaran atas proyek yang dikerjakan tetapi tidak berfungsi, Ucap Simon Nainggolan selaku komandan Intelijen / Investigasi TOPAN - RI Sumut.

Sampai berita ini diterbitkan, PPK dari Dinas PUPR kabupaten Simalungun Ibu Norma, Konsultan pak Hutabarat, serta kepala Dinas PUPR Kabupaten Simalungun Benni Saragih belum menjawab konfirmasi Via telepon dan pesan singkat. Ketika coba ditemui dikantornya juga tidak berada di kantor.
Komentar Anda

Berita Terkini