HKBP dan BPIP Diskusi Penguatan Ideologi Pancasila

author photo

Reporter : Panji HS
Editor : Panji,Bern,Redaksi


TAPUT |Moltoday.com – Rombongan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sambangi kantor Pusat HKBP di Pearaja Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara pada Selasa, 27 Agustus 2019.

BPIP salah satu lembaga yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden yang memiliki tugas membantu Presiden dalam merumuskan arah kebijakan pembinaan ideologi Pancasila, melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembinaan ideologi Pancasila secara menyeluruh dan berkelanjutan.

BPIP juga melaksanakan penyusunan standardisasi pendidikan dan pelatihan, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, serta memberikan rekomendasi berdasarkan hasil kajian terhadap kebijakan atau regulasi yang bertentangan dengan Pancasila kepada lembaga tinggi negara, kementerian/lembaga, pemerintahan daerah, organisasi sosial politik, dan komponen masyarakat lainnya.[cut]

Kunjungan kali ini dalam rangka dialog bersama alim ulama kantor pusat HKBP membahas terkait arah kerjasama dalam hal pembinaan ideologi Pancasila dan membahas isu terkini tentang ancaman radikalisme yang muncul terutama dilingkungan masyarakat HKBP. 

Rombongan Dr Lia Kian staf khusus ketua dewan pengarah BPIP dan Elfrida Herawati Siregar direktur hubungan antar lembaga dan kerjasama BPIP bersama Brigjen TNI Ardiansyah Triono staf ahli Kasad Bidang Ideologi tiba di Kantor Pusat HKBP Pearaja Tarutung sekira pukul 09.22 WIB.

Diskusi dua arah tersebut terpantau alot menyepakati pentingnya penerapan dan penguatan nilai-nilai ideologi Pancasila di zaman milinial ini.

Ephorus HKBP Pdt DR Darwin Lumbantobing dalam sambutannya mengatakan Pancasila jangan sekedar slogan, namun harus di praktekkan dalam kehidupan.

"Kalau di kabupaten Tapanuli Raya ini ada lima Kabupaten penerapan idiologi Pancasila itu tidak ada masalah. Bagaimana menerapkan dan menghayati juga melaksanakan kehidupan berkeluarga , bermasyarakat bahkan bergereja," kata Darwin.

"Di samping kita ada suku lain dalam bermasyarakat kita harus inklusif. Inklusif yang kami pahami bahwa kita harus terbuka kepada masyarakat, suku bahkan kepada agama lain untuk saling memahami bersama benar ada perbedaan," katanya.

Jadi perbedaan bukan untuk diabaikan, namun perbedaan harus dipahami bersama benar ada perbedaan tetapi ada persamaan dalam kebhinekaan.

"Karena perbedaan itulah di daerah kita maka kita saling mengisi, jadi perakit kebersamaan. Bagi banyak orang banyak mengira perbedaan itu suatu yang berbahaya. Pada hal tidak, perbedaan itulah yang membuat kita saling menolong dan saling membantu yang saling memahami bersama, dan itu kami pahami diakomodir dari ideologi Pancasila," papar Ephorus.

Brigjen Ardiansyah Triono mengatakan salah satu tugas TNI AD adalah pemberdayaan wilayah pertahanan darat yakni salah satunya membantu pemerintah daerah.[cut]

"Babinsa punya tugas yang sangat berat harus bergandeng tangan dwngan semua kementerian. Pembinaan teritorial dengan kerja sama BPIP adalah dengan sosialisasi penguatan nilai ideologi Pancasila," kata Ardiansyah.

Dr Lia Kian dalam paparan singkat mengapresiasi HKBP memberi sambutan hangat kehadiran BPIP. Dijelaskan, hasil diskusi dengan HKBP akan ditindaklanjuti termasuk saran dan masukan agar penerapan ideologi Pancasila diaplikasi dari ragam stake holder.

"Kita sepakat dan itu fakta, Pancasila mulai luntur pasca reformasi. Seluruh stake holder baik ASN, TNI, Polri dan masyarakat akan dibekali penguatan ideologi Pancasila," kata Lia Kian.

Lia Kian mengakui bahwa pemahaman dan penetapan ideologi Pancasila belum dapat dimaknai secara solid oleh segenap rakyat NKRI.

Fakta-fakta yang muncul lewat survei terkait adanya aparatur sipil negara hingga aparat hukum dan keamanan yang lebih peracaya ideologi selain Pancasila, membuktikan kerja BPIP tidaklah mudah.

“Seperti pada saat diklat ada mahasiswa STPDN tidak hafal butir Pancasila, saya tanya katanya lupa. Maka ke depan sebelum jadi ASN, TNI/Polri baiknya di lakukan screening tes dahulu, termasuk DPR," tutupnya.

Diwawancara terpisah usai acara, ketika disinggung aksi Ustaz Abdul Somad, Lia Kian meminta masyarakat agar mempercayakan masalah itu kepada penegak hukum.

"Saran saya damailah, kita serahkanlah kepada aparat sesuai ranah mereka yang bisa menilai itu. Apalagi hal itu sudah difasilitasi MUI, kementerian Agama. Sambil proses itu kita baiknya menahan dirilah, menahan emosi, hati dan pikiran. Jangan mau terprovokasi hal tersebut," kata Lia Kian kepada awak media Moltoday.com
Komentar Anda

Berita Terkini