Published : Rianto G
Editor : Bern, Redaksi
KARO |Moltoday.com -
Sebanyak 22 orang Mahasiswa dari National University of Singapore mengunjungi
Tanah Karo khususnya mengunjungi lembah sibayak dan kawasan Tahura Bukit
Barisan Berastagi untuk melakukan program Community and environment services.
Kunjungan dilakukan selama 12 hari mulai
dari tanggal 21 Juli hingga 02 agustus 2019 dengan berbagai agenda kegiatan
diantaranya, belajar bertani, belajar lebah madu, mengajar anak-anak lembah
sibayak, membuat meja belajar untuk Rumah Baca Lembah Sibayak (RBLS) dan untuk
Rumah Anak Sibayak Simalem (ASISI) masing-masing 50 unit. Selain itu mereka
juga mengunjungi Rumah adat Karo di desa Lingga, museum lingga, mengunjungi
danau Toba, dan melakukan aksi bersih sampah di gunung sibayak, dan menanam
pohon di Taman Pendidikan Konservasi (TPK) dalam kawasan Tahura Bukit Barisan.
Mohd Tahar dari IUVA GLOBAL selaku fasilitator
rombongan mengatakan " kunjungan ini bertujuan untuk mempererat tali
silaturahmi antar warga negara serumpun serta membangun kepedulian anak-anak di
Singapura agar lebih peduli pada negara tetangga serta bertujuan untuk
memberikan pengalaman kepada anak-anak muda singapura dalam melayani masyarakat
dan membangun kepedulian terhadap lingkungan". Terangnya.
Selama 12 hari tersebut, para mahasiswa
mengikuti berbagai kegiatan yang tentunya sangat sulit bisa di lakukan di
negaranya. Mereka berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal terutama
anak-anak di lembah sibayak. Kegiatan ini juga dipandu langsung oleh warga
doulu yang merupakan relawan di rumah baca lembah sibayak. Pada akhir kunjungan
untuk di lembah sibayak mereka membagikan 100 meja belajar untuk anak-anak dan
melakukan kegiatan pertunjukan seni dan budaya diantaranya tari-tarian silat,
dan bermain dengan anak-anak. Sementara anak-anak lembah sibayak juga
menampilkan tarian dan musik tradisional Karo.
Arie selaku Volunteer leader mengatakan " Rumah
Baca Lembah Sibayak memang memiliki program Volunteering dan membuka
seluas-luasnya kepada siapa saja untuk berbagi keahlian dan kecakapan kepada
anak-anak disini, kita mencoba memfasilitasi jika ada yang ingin berbagi, rumah
baca lembah sibayak menjadi seperti jembatan penghubung kepada dunia yang lebih
luas" tuturnya.
"Kehadiran mahasiswa
Singapura seperti ini tentu sebuah kesempatan baik untuk kita dan masyarakat
dalam membuka jaringan yang luas dan memberikan kesempatan bagi anak-anak
dan masyarakat untuk berani berkomunikasi langsung dengan masyarakat diluar
Indonesia. Sebagian anak-anak juga bisa langsung berlatih berbahasa Inggris
dengan mereka. Tentunya hal ini sangat membantu, karena bahasa Inggris
merupakan bahasa global dan komunikasi dunia". Ia menambahkan.