Published : A-1Red
Editor : Amsari, Redaksi
MEDAN |Moltoday.com - Puluhan warung kopi (warkop) di seputaran Taman Ahmad Yani Medan, persis di depan RS Elisabeth, kini tinggal kenangan. Berdiri puluhan tahun di Jalan H Misbah, warkop-warkop tempat tongkrongan warga kota dari beragam usia itu kini rata dengan tanah setelah dibongkar paksa petugas Satpol PP Medan, Kamis (01/08) sekitar pukul 10.00 WIB.
Aksi penggusuran berbuah ricuh. Puluhan petugas Satpol PP yang membawa alat berat (beko) sempat dihadang puluhan pedagang sambil berorasi.
"Kami sepakat dan warkop ditata indah bukan malah digusur. Kami rakyat kecil, mohon jadi perhatian Pemko Medan," kata Koordinator Pedagang Parlin Pangaribuan kepada awak media ini.
Sempat bersitegang antara pedagang dan petugas, akhirnya Kasatpol PP Medan M Sofyan memerintahkan anggotanya membongkar warkop tersebut yang pernah disinggahi Presiden Jokowi dalam sebuah kunjungan kerjanya di Medan beberapa tahun silam. Warkop Taman Ahmad Yani juga pernah juga disinggahi Trimedya Panjaitan, Presiden SBY dan wakilnya Boediono.
"Pak Trimedya Panjaitan, Presiden Jokowi dan SBY juga pernah datang ke mari (Warkop Taman Ahmad Yani-red)," timpal Ketua Komisi C DPRD Medan Boydo HK Panjaitan yang datang bersama anggota Komisi D Parlaungan Simangunsong usai pembongkaran.
Pantauan awak media ini, para pedagang terus berupaya mempertahankan warkopnya agar tidak dibongkar. Bahkan aksi dorong dan bentrok kecil terjadi. Lantaran kalah personel, para pedagang tidak bisa berbuat banyak ketika petugas dengan beringasnya merobohkan tenda-tenda warkop.
"Bagi kami, tindakan Pemko ini terlalu kejam. Janganlah karena titipan oknum-oknum, pedagang kecil dizolimi," kata Parlin Pangaribuan.
Sebagaimana diketahui, keberadaan Warkop Taman Ahmad Yani sudah tidak asing lagi bagi warga Kota Medan sekitarnya. Menjadi tempat tongkrongan warga kota, pengunjung warkop selalu ramai saban malam. Puluhan tahun berdiri, Warkop Taman Ahmad Yani sudah menjadi semacam ikon Kota Medan di bidang wisata kuliner.
Keberadaan warkop juga menjadi salah satu pilihan bagi warga kota sebagai tempat bersantai pada malam hari, khususnya keluarga pasien RS Elisabeth manakala mencari jajanan pengganjal perut.
"Tapi sekarang tinggal kenangan akibat kejamnya penguasa," timpal Anton, warga Medan yang sering datang ke warkop itu.