BI Resmikan Sisitem Pembayaran Elektronik Di Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah

author photo

Medan,Moltoday.com-Kepala Kantor Perwakilan Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat menegaskan bahwa pesantren Ar-Raudlatul Hasanah merupakan pesantren pertama yang masuk e-money di Sumatera dan di luar Jawa.

 Manfaat dari E-money ini bisa digunakan untuk semua transaksi di pesantren seperti bayar uang sekolah, belanja makanan dan sebagainya. Bahkan ke depannya kartu e-money sekaligus bisa menjadi kartu pelajar.     

“Saya harap kartu e-moneynya disimpan secara baik, jangan sampai rusak karena kartu itu pengganti uang cash,” ungkap Wiwiek. 

Hal ini dikatakan wiwiek saat Launching sistem  Pembayaran Elektronifikasi sekaligus launching e-money dan seminar pengembangan pesantren menyongsong era digital di Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Jalan Setia Budi – Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan Rabu (23/10).

Launching elektronifikasi itu ditandai dengan pemberian kartu e-money kepada wakil sejumlah santri dan santriwati. Hadir di sana Ketua Umum Badan Wakaf Pesantren Ar Raudlatul Hasanah H Muhammad Ilyas Tarigan, Pimpinan Pesantren Ar Raudlatul Hasanah H Ir Prana Ruliyanto Tarigan, Head PT Bank Mandiri Region I Medan Wono Budi Tjahyono dan Head PT Bank Syariah Mandiri (BSM) Region I Medan Ahmad Zailani. 

Wiwiek menjelaskan sistem pembayaran perbankan ada dua yakni tunai dan non tunai. Secara tunai dengan menggunakan melalui bank dan uang kartal. Sedangkan uang non tunai denga menggunakan kartu e-money.  “Sekarang semua serba e-money,” kata Wiwiek. 

Menurutnya, elektronifikasi di pesantren ini merupakan pilot project. Jadi kalau ini berhasil maka semua pesantren yang ada di Sumut sekira 42.000 ini akan akan melakukan transaksi secara e-money juga. Penggunaan transaksi elektronifikasi memang ada kekurangan dan kelebihannya.

“Namun kepedulian terhadap pesantren merupakan komitmen BI yang sudah banyak memberikan bantuan ke pesantren seperti air bersih dan sebagainya,” ujar Wiwiek. 

Beberapa pesantren di beberapa daerah seperti Tebing TInggi, Deliserdang, Sergah dan Langkat sudah komit untuk melaksanakan elektronifikasi.   Khusus pesantren Ar-Raudlatul Hasanah, Wiwiek menyebut selama ini santrinya sudah memiliki hubungan dengan Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri. Jadi BI tinggal meningkatkannya lagi.

Diharapkan ke depan para orangtua santri nanti pengelolaan uangnya tidak lagi ke tunai melainkan  beralih ke non tunai. Untuk kartu e-money santri ada fotonya sehingga lebih aman digunakan dan tidak dapat disalahgunakan orang lain.

“Bertahap nanti peningkatan kartu e-money. Namun kini para santri sudah menggunakan yang ada chipnya dibuat Bank Mandiri,” jelas Wiwiek.       

Head PT Bank Mandiri Region I Medan Wono Budi Tjahyono mengatakan untuk e-money di pesantren ini pihaknya menyediakan seluruh perangkat. Ada dua hal yang perlu diperhatikan, pertama teknis yakni pengembangan dalam sistem.

Kita coba persiapkan semua kebutuhan yang diminta.Kedua sisi operasional bagaimana pelaksanaan transaksi berjalan lancar mulai dari keamanan kartu maupun persiapan EDC.   

“Kendala pasti ada tapi sudah kita.minimalisir sedikit mungkin,” ujar Wono Budi.
     

Head PT Bank Syariah Mandiri (BSM) Region I Medan Ahmad Zailani menambahkan pihaknya mensupport elektronifikasi yang ada di pesantren.

“Kami sama-sama berkolaborasi dengan Bank Mandiri untuk memenuhi  kebutuhan transaksi di pesantren,” kata Ahmad Zailani.   

Ketua Umum Badan Wakaf Pesantren Ar Raudlatul Hasanah H Muhammad Ilyas Tarigan menyebut sebelum BI melaunching elektronifikasi, pihaknya diundang BI studi banding ke Pekalongan dimana pesantren di sana penggunaan uang non tunainya sudah bagus.   

“BI banyak membawa pertumbuhan di pesantren,” ungkap Muhammad Ilyas yang mengaku kini para santri di pesantrennya mencapai 3.600 orang lebih. Pesantren tetap ikut perkembangan termasuk informasi-informasi yang ada. (A-1Red)
Komentar Anda

Berita Terkini