Menyambut Hari Santri, Warga Tasikmalaya Bersih-bersih Pangandaran

author photo
Reporter : Andry
Editor : Redaksi

TASIKMALAYA, (Moltoday.com).- Menyambut ‎ Hari Santri Nasional 22 Oktober 2019, pegiat lingkungan  Clean The City dan Forum Bhinneka Tunggal Ika (FBTI) Tasikmalaya mengadakan kirab Kebhinnekaan dan aksi bersih-bersih di Pantai Pangandaran dari sampah, Senin 21 Oktober 2019.

Koordinator Clean The City Munawarman menyatakan, kegiatan itu bertujuan untuk mengedukasi kesadaran masyarakat supaya memiliki kepedulian terhadap lingkungan, khususnya permasalahan sampah.  Munawarman juga berharap  kegiatan tersebut bisa menjadi penghubung antara komunitas penggerak peduli lingkungan khususnya permasalahan sampah.

FBTI)  Tasikmalaya, Asep Rizal Asyari mengungangkapkan, bentuk kegiatan apapun yang berangkat dari sebuah keberagaman dan kebersamaan berbagai kelompok, FBTI sangat penting terlibat secara utuh. Apalagi kegiatan tersebut  merupakan acara bersih-bersih. "Wajib untuk kita ikut andil (terlibat dalam kegiatan)," kata Asep dalam keterangan tertulisnya, Minggu sore.

Asep Rizal menambahkan, kegiatan itu juga  sebagai wujud kecintaan terhadap Pangandaran sebagai destinasi wisata di Jawa Barat. "Maka harus didukung oleh semua pihak bukan hanya orang Pangandaran," tuturnya.

 Pemerintah Kabupaten Pangandaran turut mengapresiasi kegiatan tersebut, Hal itu disampaikan oleh Kabid Lingkungan Hidup Pangandaran Cucu Kurniawan. Menurutnya, masyarakat dan pemerintah harus bersinergi untuk mewujudkan Pangandaran bebas sampah. Oleh karena itu ia, berharap ada follow up (tindak lanjut) dari kegiatan tersebut.

Sebelumnya, Forum Bhinneka Tunggal Ika (FBTI) Tasikmalaya mengadakan Kemah Kebhinnekaan di Situ Gede, Kota Tasikmalaya, Sabtu-Minggu 13 dan 14 Juli 2019. Kegiatan yang mengusung tema Pesan Damai Dari Tasikmalaya tersebut menjadi ajang silaturahmi kelompok lintas agama, kepercayaan, serta berbagai organisasi kepemudaan.

Tasikmalaya merupakan salah satu kota/kabupaten yang masyarakatnya multikultural. Terdapat banyak kelompok keagamaan, kepercayaan, etnis dan budaya. "Melalui kegiatan ini kita mendorong agar semua pihak mengakui dan menghargai anugerah keberagaman ini. Karena semakin beragam kita, semakin kuat tantangan untuk merawatnya," ujar Ajat. Saat ini, lanjutnya,‎ situasi nasional akhir-akhir ini agak ternoda dengan munculnya gelombang radikalisme yang patut diduga berencana mengubah kondisi keberagaman menjadi seragam.
Komentar Anda

Berita Terkini