Ngulik Profile Pencipta Lagu “HORAS BANGSO BATAK” Bapak ELCO KITA MARBUN,SE

author photo


MOLTODAY │Medan – “Horas Bangso Batak”, terdiri dari 3 suku kata yakni, Kata "Horas" dianggap sebagai sapaan bagi orang Batak. Tak ubahnya dengan sapaan "Selamat Pagi" dalam bahasa Indonesia resmi, "Good Morning" dalam bahasa Inggris, "Assalamualaikum" dalam bahasa Arab, "Sugeng Enjang" dalam bahasa Jawa, dan lain-lain. Kata “Bangso” artinya Bangsa sementara Batak menunjukkan suku. Horas Bangso Batak bisa diartikan sapaan kepada Bangsa suku Batak.

 


Selain sebutan pada sapaan Bangsa Suku Batak (Horas Bangso Batak), ternyata sapaan tersebut juga tertuang dalam sebuah lagu yang berjudul, “Horas Bangso Batak”.


 

Selama ini kita hanya mendengar lagunya saja, tetapi siapa sosok pencipta lagu tersebut ?, dan profil sang pencipta sehingga lahir inspirasi terciptanya lagu Horas Bangso Batak.




Profile Pencipta Lagu Horas Bangso Batak

 

Lagu Horas Bangso Batak yang dilantunkan penyanyi muda milenial Antonio Manurung, yang memiliki suara yang sangat bagus dan karakter warna suara tersendiri tersebut di ciptakan oleh Elco Kita Marbun,SE.

 

Lahir dan dibesarkan di daerah Helvetia Medan, Sumatera Utara, 16 Oktober 1962 dianugerahi 1 putra dan 2 putri dan istri yang selalu mensupport sang suami, Roulina br Sinaga. Berdomisili di Jalan Dahlia V, No.91 Helvetia, Medan.

 

Elco anak ke 8 dari 9 bersaudara dari buah hati J. Marbun dan ibunya A. Situmeang meniti pendidikan SD dan SLTP di Sekolah Pendidikan Markus, Medan, dan berhasil lulus di SMA Negeri 2 Helvetia, hingga menyelesaikan pendidikan tingginya di Universitas Setia Budi Mandiri Medan Jurusan Ekonomi.

 

Memiliki hobby musik di bidang gitar akustik, Elco memiliki skil gitar melodi yang diprolehnya secara otodidak.

 

Foto : Konkow Komunitas Pekerja Seni bersama Elco Kita Marbun,SE.,pencipta lagu Horas Bangso Batak

 

Meniti Karir Dari Mengamen di Hotel Berbintang    

 

Skil gitar melodi yang diprolehnya secara otodidak, melampiaskan hobbynya, Elco mulai meniti karir mengisi musik-musik live di hotel-hotel berbintang di Medan bersama 2 orang temannya, Bosar Pasaribu,SH., dan Maslen Simanguncong,SH.

 

“Melampiaskan hobby dan bisa berpenghasilan, saya dan teman-teman Bosar dan Maslen membentuk grup bernama grup Palambas, “ucap Elco kepada Delinews Network di Cafe King F&B Komplek Mega Park, Jalan Kapten Muslim, Medan, Sabtu (31/10/2020) siang.

 

Ditemani suguhan kopi dan makanan ringan, Elco mengatakan seni musik yang digelutinya dapat meniti buah hatinya hingga ke perguruan tinggi dan menghidupi keluarganya sehari-hari.

 

“Puji Tuhan, dengan musik yang saya geluti dan mengisi musik hiburan di hotel-hotel berbintang di Medan, dapat menghantarkan putra/putri kami ke perguruan tinggi dan biaya sehari-harinya, “katanya.

 

Elco sendiri menggeluti gitar akustik melodi latin berwarna musik daerah dan spanyol.

 

“Lebih kurang 15 tahun kami mejalani sebagai pengamen dalam mengisi musik hiburan di hotel-hotel berbintang di Medan aliran akustik melodi latin nuansa warna musik Daerah dan Spain, “pungkas Elco Kita yang juga aktif di Organisasi Horas Bangso Batak dan penasehat di Asosiasi Artis Musik Naipospos (ASAPOS). 

 

Elco juga menyebutkan, bahwa pada tahun 90 an, telah banyak menciptakan lagu-lagu. Dan lagu perdana ciptaannya berjudul “Mungkinkah Sirna”.

 

Dalam melampiaskan hobby musik dengan mengisi hiburan di hotel-hotel berbintang, Elco menyebutkan ada kesan yang tak terlupakan hingga saat ini, yakni pada tahun 98 aksi demo besar-besaran yang berujung penjarahan saat pulang kerja tengah malam menjelang dini hari.

 

“Ada kesan yang tak terlupakan hingga saat ini, yaitu sepulang kerja mengisi hiburan di Hotel Asean. Di jalanan sangat sepi, saat itu aksi demo besar-besaran yang menjurus kepada penjarahan. Di perjalanan pulang saya di teriaki maling gitar (saat itu menenteng gitar). Dengan tenang dan berdoa saya terus melaju sepeda motor, dan puji Tuhan Saya tiba di rumah dengans selamat, “tutur Elco sembari mengaminkan.

 

Sebagai musisi legendaris lokal, Elco Kita ternyata mengagumi musisi legendaris Iis Sugianto dan Dian Pisesa.

 

“Saya sangat mengagumi artis legendaris seperti Iis Sugianto dan Dian Pisesa, “ungkap Elco, sang musisi legendaris lokal yang juga pernah satu panggung dengan artis terkenal Viktor Hutabarat hingga ke manca negara.


 

 

Horas Bangso Batak Terinspirasi di Pesta Adat

 

Dalihan Na Tolu terinspirasi Elco menciptakan lagu berjudul Horas Bangso Batak saat menghadiri pesta Adat Batak (pesta adat pernikahan).

 

Dalihan Na Tolu adalah filosofis atau wawasan sosial-kulturan yang menyangkut masyarakat dan budaya Batak. Dalihan Natolu menjadi kerangka yang meliputi hubungan-hubungan kerabat darah dan hubungan perkawinan yang mempertalikan satu kelompok. Dalam adat batak, Dalihan Natolu ditentukan dengan adanya tiga kedudukan fungsional sebagai suatu konstruksi sosial yang terdiri dari tiga hal yang menjadi dasar bersama.

 

Ketiga tungku tersebut adalah:

Pertama, Somba Marhulahula (hormat kepada keluarga pihak Istri)

Kedua, Elek Marboru (sikap membujuk/mengayomi wanita)

Ketiga, Manat Mardongan Tubu (bersikap hati-hati kepada teman semarga)

 

“Lagu berjudul Horas Bangso Batak terinsipirasi saat saya menghadiri pesta adat pernikahan yang di dalam peradatan Batak pada filosofi Dalihan Na Tolu, “imbuh Elco sembari mencicipi snak ringan yang dihidangkan.

 

Masih kata Elco, atas insipirasi itu Ia berhasil menciptakan lagu berjudul Horas Bangso Batak beraliran alternatif bernuansa Batak yang dilantunkan dengan suara tabuhan gondang (gendang khas batak) dan seruling.

 

Insipirasi filosofi Dalihan Na Tolu, Elco mengharapkan lagu Horas Bangso Batak dapat menggalang Suku Batak bersatu dan saling mendukung satu sama lainnya, sebagai warna musik tor-tor yang bermakna kebersamaan.

 

Harapan lantunan lagu Horas Bangso Batak juga dapat menjadikan pemuda suku Batak menghargai jerih payah ataupun keringat orang tua dalam memperjuangkan pendidikan anak-anaknya.

  

Banting Stir, “Aku Mau Pasti Bisa”

 

Elco Kita Marbun, selain memiliki jiwa seni, juga memiliki keberanian yang tinggi dalam menggeluti hal-hal yang baru dalam menyikapi persaingan yang tinggi.

 

Faktor dukungan untuk bisa berhasil di era Elco tidaklah serumit di era digital sekarang yang didukung internet seperti Web online, youtube dan digital lainnya. Hal tersebut membuat Elco Kita harus banting stir.

 

Di era tahun 2010, menghadapi persaingan musik, Elco harus banting stir beralih ke bisnis property. Elco sendiri sebelumnya juga telah menggeluti dunia kontraktor.

 

“Yah, saingan saat itu dukungan belum memadai seperti saat ini di zaman era digital. Bidang kontraktor yang saat itu juga saya geluti, saya pun banting stir beralih ke bidang property, yaitu perumahan sejuta rumah bernama Senda Residence) yang berada di lokasi transit yang strategis menuju Bandara Internasional Kuala Namo.

 

Filosofi  “Aku Mau Pasti Bisa” terakhir Elco berhasil meyelesaikan property sejuta rumah dengan jumlah 120 unit yang hanya tersisa 12 unit lagi yang belum berpenghuni.

 

Ada banyak perumahan-perumahan yang telah dibangun dan laku terjual dari bisnis property nya.

 

“Ada banyak perumahan yang telah kita bangun dan semuanya telah laku. Dan saat ini proyek property yang telah rampung kita kerjakan yakni Senda Residence dengan jumlah 120 unit, dan tersisa 12 unit yang belum berpenghuni, “papar Elco.

 

Apakah Elco meninggalkan musisinya?, tidak juga. Elco tidak meninggalkan musisi yang selama ini digelutinya, sebab musik sudah bagian dari jiwanya.

 

“Musik merupakan bagian jiwaku, dan tak bisa tertinggalkan. Saya juga berencana akan meluncurkan lagu baru yang berthemakan “Orang Tua ke Anak” , “ujarnya.

 

Dia menyebutkan inspirasi thema tersebut bertujuan agar anak selalu hormat dan menghargai keringat orang tuanya dalam memperjuangkan pendidikan anak-anaknya.


Lyrik Lagu Horas Bangso Batak 


Reporter : Marihot Nainggolan

Editing : Bern




Komentar Anda

Berita Terkini