MOLTODAY │Pematangsiantar -
Ada yang berbeda saat memasuki Kota Pematangsiantar, dimana spanduk pasangan
calon walikota dan wakil walikota hanya ada satu paslon. Karena, calon pasangan
yang maju hanya satu pasang yaitu Asner dan Susanti.
Untuk
memantau kesiapam Kejari Pematangsiantar dalam mengawal Pilkada Serentak ini,
tim monitoring dan evaluasi (Monev) Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara dipimpin
langsung oleh Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara Jacob Hendrik
Pattipeilohy melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Kantor Kejaksaan Negeri
Pematangsiantar di Jalan Sutomo Pematangsiantar, Jumat (6/11/2020).
Wakajati
Sumut juga didampingi Asintel Dwi Setyo Budi Utomo, Koordinator Salman, Kasi
Penkum Sumanggar Siagian dan Kasi E Karya Graham Hutagaol diterima langsung
oleh Plt.Kajari Pematangsiantar Otto Ismail dan para Kasi serta pegawai di
Kejari Pematangsiantar.
Sebelum
acara rapat koordinasi terkait pemantauan persiapan Kejari Pematangsiantar pada
Pilkada 2020, Wakajati Sumut Jacob Hendrik Pattipeilohy berdialog dengan para
Kasi dan pegawai dilingkungan kerja Kejari Pematangsiantar. Wakajati juga
mengunjungi beberapa ruangan dan memastikan seluruh staf dan pegawai siap dalam
menghadapi pesta demokrasi dan tetap mengedepankan penerapan protokol kesehatan
di masa pandemi Covid-19.
Wakajati
alumni Sespimti 2020 ini juga melihat langsung kesiapan Posko Pemantau Pilkada
Kejari Pematangsiantar 2020 termasuk kesiapan SDM yang bertugas di posko
pemantauan.
Dalam
arahannya, Wakajati Sumut menyampaikan bahwa kedatangan Tim Monev kali ini
adalah untuk menindaklanjuti hasil rapat kerja Selasa (3/11/2020) yang digelar
secara vicon dan diikuti seluruh Kajari, Kasi Pidum, Kasi Intel, dan Kasi Datun
se Sumatera Utara yang daerahnya menyelenggarakan Pilkada serentak 2020.
"Monitoring
dan evaluasi yang dilakukan adalah untuk memastikan sudah sejauh mana
masing-masing Kejari mempersiapkan diri menghadapi Pilkada serentak juga dalam
menindaklanjuti hasil rapat kerja kemarin, kita berharap masing-masing memiliki
terobosan dan konsep serta strategi dalam mendeteksi dini dan deteksi aksi yang
akan dijalankan dalam mengawal Pilkada
tahun ini," katanya.
Penguatan
skill, lanjut Jacob Hendrik bahwa dalam mengusung strategi, konsep dan
bagaimana menggerakkan anggota di lapangan dalam mengawal dan memantau tahapan
sampai pada pelaksanaan Pilkada Pematangsiantar 2020, perlu didukung data yang
akurat dan valid.
"Kita
harus memastikan dalam tahapan Pilkada ini di lini mana bisa terjadi kerawanan
dan apa upaya yang harus kita lakukan di lapangan," tandasnya.
Apa
yang disampaikan Kasi Intel dalam paparannya, kata Hendrik perlu dilanjutkan
dan ditingkatkan. Karena kemampuan untuk membaca situasi atau deteksi dini dan
kemudian didukung deteksi aksi akan menjadi sebuah kekuatan kita dalam mengawal
Pilkada serentak 2020.
Kasi
Intel Kejari Pematangsiantar menyampaikan bahwa jumlah DPT 180.460 jiwa dan ada
545 TPS di 8 Kecamatan.
Asintel
Kejati Sumut Dwi Setyo Budi Utomo menyampaikan bahwa proses pemantauan Posko
Pilkada Pematangsiantar 2020 secara real time harus melaporkan sudah sejauh
mana tim yang ada di lapangan dalam mengumpulkan data dan melaporkannya ke
pimpinan.
"Harapan
kita, seluruh Kejari khususnya Kejari yang daerahnya menyelenggarakan Pilkada
melaporkan data-data terbaru yang ditemukan di lapangan," katanya.
Secara khusus, tambah Asintel seluruh ASN, Jaksa dan pegawai benar-benar netral dalam Pilkada serentak 2020. Patuhi protokol kesehatan dalam menjalankan tugas di lapangan.(red/kasipenkum)