Soekowardojo : Peran Keuangan Syariah Dorong Pulihkan Ekonomi Nasional

author photo

 


Medan - Moltoday.com : Ekonomi dan keuangan syariah telah menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru global. Bahkan di masa pandemi Covid-19 saat ini, peran ekonomi dan keuangan syariah turut mendorong pemulihan ekonomi nasional.


Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Soekowardojo, peran ekonomi dan keuangan syariah yang dimaksud ada 3. Pertama, perannya sebagai bagian dari bauran kebijakan utama Bank Indonesia, termasuk dalam sinergi koordinasi antarotoritas.


Kedua, perannya dalam mendukung ketahanan usaha syariah melalui pemberdayaan ekonomi syariah yang berdasarkan prinsip kemitraan, baik pada UMKM syariah, maupun pada unit ekonomi pesantren. Ketiga, perannya dalam optimalisasi keuangan sosial syariah (zakat, infak, sedekah, dan wakaf) sesuai dengan prinsip penggunaannya.


"Pandemi Covid-19 yang berdampak multidimensi, meningkatkan urgensi dan relevansi ekonomi dan keuangan syariah dalam turut mendorong roda perekonomian nasional," katanya dalam Webinar 1 Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Regional Sumatera 2021, Selasa (10/8/2021) siang.


Lanjut Soeko lagi, peran ekonomi dan keuangan syariah dalam pemulihan ekonomi nasional mempunyai momentum yg sangat baik, dimana pertumbuhan ekonomi triwulan II 2021 baik di tingkat nasional maupun daerah telah mencatat periode ekspansif atau lepas dari periode kontraksi. 


Berdasarkan hasil rilis PDRB pada tanggal 5 Agustus 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Sumatera Utara untuk triwulan II tahun 2021 mencatatkan angka positif masing-masing sebesar 7,07% dan 4,95% yoy. Realisasi ini juga sebagai momentum proses recovery ekonomi kedepan, setelah pada empat triwulanan sebelumnya selalu mencatat kontraksi ekonomi.


"Kita harapkan momentum ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak, termasuk dari ekonomi dan keuangan syariah agar proses recovery dan pertumbuhan ekonomi dapat berjalan secara berkelanjutan," pungkasnya. (A-1Red)


Komentar Anda

Berita Terkini