Jakarta - Moltodah.com: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 15-16 Desember 2021 mengatakan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%,Kamis 16 Desember 2021 saat membacakan Hasil RDG yang digelar secara livestreaming.
Dalam kesempatan itu, Perry Warjiyo juga menyampaikan, proses pemulihan ekonomi domestik diprakirakan terus berlanjut dan akan meningkat lebih tinggi pada 2022.
"Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah prakiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,' ucapnya
Disisi lain, tambahnya lagi, pertumbuhan ekonomi diprakirakan membaik pada triwulan IV 2021 sejalan dengan meningkatnya mobilitas pasca langkah-langkah penanganan yang ditempuh Pemerintah dalam pengendalian Covid-19 varian Delta.
Ditambah kinerja konsumsi swasta, investasi, serta konsumsi Pemerintah diprakirakan terus meningkat, di tengah tetap terjaganya kinerja ekspor. Masih dibilangnya lagi, pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh kinerja Lapangan Usaha utama, antara lain Industri Pengolahan, Perdagangan, dan Pertambangan yang diprakirakan tetap baik.
Sejumlah indikator hingga Desember 2021 menunjukkan proses pemulihan yang berlanjut. Seperti peningkatan mobilitas masyarakat di berbagai daerah, kenaikan penjualan eceran, penguatan keyakinan konsumen, serta ekspansi PMI Manufaktur.
"Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi 2021 berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia yaitu 3,2-4,0%. Pada 2022, perbaikan ekonomi terutama didukung konsumsi swasta yang meningkat dan kinerja ekspor serta belanja fiskal Pemerintah yang tetap terjaga. Hal tersebut sejalan dengan mobilitas yang terus meningkat, pembukaan ekonomi yang semakin luas, serta stimulus kebijakan yang berlanjut," jelasnya.
Dengan perkembangan tersebut, lanjut Perry, Bank Indonesia (BI) memprakirakan ekonomi domestik 2022 tumbuh lebih tinggi menjadi 4,7-5,5%.
Transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat, seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking.
"Pada November 2021, nilai transaksi Uang Elektronik (UE) tumbuh 61,82% (yoy) mencapai Rp 31,3 triliun dan nilai transaksi digital banking meningkat 47,08% (yoy) menjadi Rp3.877,3 triliun. Nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit juga mengalami pertumbuhan 8,39% (yoy) menjadi Rp674,9 triliun," imbuh Perry Warjiyo.
Ferry juga menyebut, Bank Indonesia terus menjaga kelancaran dan keandalan sistem pembayaran, serta mendukung program Pemerintah, melalui koordinasi dan monitoring uji coba digitalisasi Bantuan sosial (Bansos) 4.0, transaksi keuangan Pemda dan elektronifikasi Moda transportasi.
(A-1Red)