Guna Mengendalikan Inflasi di Sumut, Doddy Zulverdi: BI Sudah Siapkan Strategi 4 K

author photo


Medan - Moltoday.com: Dalam rangka mengendalikan Inflasi di Sumatera Utara, Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Sumut telah menyiapkan program 4 K.

"Program 4K yang sudah dipersiapkan oleh BI itu antara lain, Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif," ucap Doddy Zulverdi selaku KPwBI Sumut dalam Bincang Bareng Media (BBM) bulan Maret bersama puluhan wartawan di lantai 7 Gedung kantor Bank Indonesia Sumut, Jalan Balai Kota No.4 Medan, Selasa (29/3/2022) siang.

Selain itu, lanjut Doddy,
menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) ditengah meningkatnya kebutuhan dan aktivitas ekonomi masyarakat saat memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri. "Bank Indonesia senantiasa berupaya menjaga likuiditas perbankan serta memastikan ketersediaan uang yang beredar di masyarakat dalam jumlah pecahan yang cukup dengan kwalitas terbaik," jelasnya.

Sejumlah indikator ekonomi seperti penjualan eceran dan mobilitas masyarakat diberbagai daerah juga tercatat tetap baik pada Maret 2022. Sementara itu, kinerja ekspor tetap kuat terutama di wilayah Jawa, Sulampua dan Balinursa. Sejalan dengan hal tersebut di atas, ekonomi Sumatera Utara pada trimulan IV-2021 tumbuh 3,81 persen (yoy) dan secara keseluruhan tahun 2021 tumbuh 2,61 persen (yoy).

“Perkembangan itu didorong kondisi pandemi yang relatif terkendali, tren pemulihan ekonomi global dan masih berlanjutnya stimulus fiskal hingga akhir tahun 2021. Kemudian, proses pemulihan terus di tahun 2022,” ujarnya.

Ditambahkan nya, herd immunity Sumut berdampak pada peningkatan mobilitas yang didorong konsumsi, terkonfirmasi melalui peningkatan indeks penjualan eceran. Dari sisi pendapatan, survei kegiatan dunia usaha pertanian menunjukkan pertumbuhan positif seiring dengan kenaikan harga komoditas.

"Namun, hasil survei kegiatan usaha perdagangan dan konstruksi masih menunjukkan pertumbuhan terbatas dan kontraksi. Indeks kenyakinan konsumen masih cukup baik di triwulan I-2022,” terangnya.

Menurut Doddy, perekonomian Sumatera Utara tahun 2022 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari tahun 2021 dalam kisaran 3,7 persen sampai dengan 4,5 persen. Pertumbuhan tersebut, lanjutnya, didorong oleh konsumsi masyarakat seiring dengan pemulihan ekonomi dan berlanjutnyaprogram PEN seperti KUR 3 persen, insentif bantuan tunai, insentif PPN-DTP dan diskon PPnBM secara bertahap hingga September 2022.

"Perlu diwaspadai sejumlah faktor yang dapat menahan pertumbuhan seperti konflik geopolitik internasional karena sikap investor yang wait and see dan cenderung berinvestasi kepada aset safe haven,” tuturnya.

Lebih jauh diungkapkannya, tiga bulan terakhir, inflasi secara tahunan berada dalam tren peningkatan yang cukup besar. Pada Februari 2022 misalkan, inflasi mencapai 2,45 persen (yoy) yang didorong kenaikan harga minyak goreng, rokok kretek filter dan sewa rumah. "Berdasarkan, pangsanya, inflasi bahan makanan tetap perlu dicermati meskipun sejak pandemi tahun 2020, masih relatif rendah,” papar Doddy Zulverdi.

Menurutnya, sebagaian besar komoditas pangan strategis berada diatas/batas atas rata-rata 3 tahun terakhir. Minyak goreng dan daging sapi menunjukkan harga yang cenderung naik dan lebih tinggi dari priode yang sama dalam 3 tahun terakhir. Sedangkan, minyak goreng naik pasca pencabutan harga eceran tertinggi (HET) migor kemasan dan kenaikan HET migor curah, sedangkan tingginya harga daging sapi karena rendahnya pasokan dari Australia.

“Kenaikan harga cabai merah,beras dan gula pasir juga perlu menjadi perhatian. Adapun daging ayam dan telur ayam ras dalam tren penurunan harga walaupun masih relatif tinggi. Sementara itu, aneka bawang dan cabai rawit masih terpantau stabil,” sebut Kepala Perwakilan BI Propinsi Sumatera Utara ini.

Menjelang Ramadhan dan Idul Fitri

Orang nomor satu di BI Propinsi Sumatera Utara tersebut mengatakan, menjelang Ramadhan dan Idul Fitri bakal terjadi inflasi di Propinsi Sumatera Utara. Hal itu, didorong oleh sejumlah komoditas pada umumnya komoditas pangan. Diterangkan, ada empat komoditas cenderung naik dan lebih tinggi dibandingkan dengan priode pengamatan tahun 2019-2021.

"Sedangkan komoditas beras, telur, cabai rawit, bawang putih, bawang merah, daging ayam ras dan telur masih relatif stabil dibandingkan dengan pola HBKN tiga tahun sebelumnya. Harga komoditas tersebut terindikasi masih bergerak pada kisaran yang stabil dan wajar,” pungkas Doddy Zulverdi. (A-1Red)


Komentar Anda

Berita Terkini