Medan - Moltoday.com: Menjelang hari Raya Idul Fitri 1443 H, Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Sumatra Utara, Doddy Zulverdi, mengatakan bahwa saat ini ada beberapa kebijakan penanaganan inflasi dari BI terkini. Diantaranya, Perkembangan Ekonomi Terkini, Perkembangan dan Pengendalian Inflasi priode
"Diperkembangan terkini, kondisi ekonomi sangat dipengaruhi ekonomi global. Diantaranya, akibat ketegangan Geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Sehingga menghambat jalur perdagangan dan terdampak pada permintaan barang yang dilakukan Indonesia," ucapnya dalam acara Bincang Bareng Media (BBM) bersama puluhan wartawan di lantai 7 Gedung kantor BI wilayah Sumut Jalan Balai Kota No 4 Balai Kota, Selasa (26/4/2022) pagi.
Didampingi Deputi Kepala Perwakilan Wilayah BI Sumut, Azka Subhan Aminurridho, Deputi Kepala BI Perwakilan Wilayah Sumut, Ibrahim, kepala BI, Doddy Zulverdi mengungkapkan, bahwa keteganngan politik tersebut membuat harga komoditi mengalami kenaikkan.
"Diantaranya harga Gas, Pupuk, CPO dan Baru Bara. Ini yang menyebabkan inflasi di Indonesia," jelasnya.
Ditahun 2022 ini, lanjut Doddy, pemulihan ekonomi global berlanjut, meski melambat dari prroyeksi sebelumnya.
"Pemulihan ekonomi global 2022 lebih rendah dari perkiraan sebelumnya dari 4,4% menjadi 3,5%. Hal tersebut didorong oleh masih berlanjutnya ketegangan politik Rusia-Ukraina yang berdampak pada pelemahan transaksi perdagangan, kenaikkan harga komoditas dan meningkatnya ketidak pastian pasar keuangan global," tuturnya.
Meski Ekpor tertahan, sambungnya, Recovery ekonomi nasional diperkirakan tetap berlangsung. "Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasiona l2022 akan mencapai 4,5-5,3%, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar 4,7-5,5%. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh volume ekspor yang tertahan seiring dengan rendahnya pertumbuhan ekonomi global,"
Sedangkan untuk pemulihan ekonomi di Sumut, masih tetap berlanjut. Pertumbuhan perekonomian di Sumut tahun 2022, akan tumbuh lebih dari tahun 2022 lalu, tumbuh dengan kisaran 3,7-4,5 %.
" Recovery ekonomi Sumut masih terus berlangsung di tahun 2022, meskipun masih berjalan secara gradual. Program vaksinasi yang terus berjalan berdampak pada meningkatnya mobilitas yang mendorong konsumsi, dengan trend naik," terangnya.
Sementara itu, tekanan inflasi di Sumut pada bulan Maret-2022 cenderung meningkat. Diperkirakan tekanan inflasi menjadi 3,26% (yoy).
"Harga minyak goreng menjadi factory utama pembentukan inflasi di Sumut. Berdasarkan disagregasinya, inflasi Maret 2022 didorong oleh seluruh komponen inflasi, khususnya pada Core Inflation( CI),"
Ada beberapa komoditas pangan strategis yang menjadi perhatian. Berdasarkan pengamatan menjelang lebaran, tren daging sapi, cabai merah tidak mengalami perubahan.
Diakhir pertemuan, Doddy berharap masyarakat bisa lebih sering menggunakan pembayaran non tunai. "Karena pembayaran non tunai ini lebih aman dan efektif. Untuk itu BI terus mendorong masyarakat untuk menggunakan pembayaran non tunai kedepannya," pungkasnya. (A-1Red)