Guna Mendorong Roda Perekonomian Sumut, Doddy Zulverdi: Fesyarlah Ajang Yang Tepat

author photo
Teks Foto, KPwBI Sumut Doddy Zulverdi 

Moltoday.com - Medan, Untuk meningkatkan ekonomi dan keuangan syariah, dan mendorong roda perekonomian nasional, BI Sumut mengambil kesempatan melalui momentum Festival Ekonomi Syariah Sumatera Utara (Fesyar Sumut). Sebab, di kegiatan itu akan diadakan festival, bermacam perlombaan, hingga menyajikan berbagai produk UMKM.

Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Sumut, Doddy Zulverdi, saat menyampaikan sambutannya dalam rangka opening Fesyar Sumut 2022 di Mesjid Al-Jihad Medan, Jum’at (15/7/2022). Fesyar Sumut ini mengangkat tema “Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Regional untuk Memperkuat Pemulihan Ekonomi Sumatera Utara yang Inklusif”.

Di kesempatan itu, Doddy Zulverdi kembali menjelaskan, Fesyar Sumut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Road to Festival Ekonomi Syariah Regional Sumatera Tahun 2022 yang akan diselenggarakan di Provinsi Aceh pada tanggal 4-6 Agustus 2022 mendatang.

Pelaksanaan Fesyar Sumut 2022 juga merupakan kolaborasi dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Pematang Siantar, dan juga Sibolga.

Secara garis besar, Bank Indonesia menyelenggarakan Fesyar di 3 wilayah, mulai dari Fesyar KTI di Makassar (28-30 Juli), Fesyar Sumatera di Aceh (4-6 Agustus), Fesyar Jawa di Surabaya (8-10 September) sampai pada ISEF di Jakarta pada Oktober 2022 mendatang.

“Pelaksanaan Road to Fesyar Sumut 2022 tahun ini menjadi momentum penting dengan ditunjuknya BI Sumut sebagai tuan rumah penyelenggara (Host) untuk Fesyar Sumut pada 2023 tahun depan. Kiranya ini dapat menjadi potensi dalam menggerakan perekonomian Sumut melalui pelaksanaan event nasional se-Sumatera,” kata Doddy.

Doddy menjelaskan bahwa rangkaian Fesyar Sumut 2022 sendiri telah dimulai sejak awal Juni 2022 lalu melalui proses penyisihan kandidat peserta perlombaan. Masyarakat Sumut cukup antusias untuk berpartisipasi. Tercatat total peserta terdaftar sebanyak 335 orang dengan kategori Lomba MTQ 105 orang, Kaligrafi 54 orang, Wirausaha Muda Syariah 44 orang, dan Kreasi Busana Muslim 22 orang.


“Mulai tanggal 14-17 Juli 2022 berlokasi di Mesjid Al-Jihad ini, 15 peserta terbaik dari masing-masing kategori lomba akan kembali dikompetisikan untuk mencari kandidat terbaik untuk menjadi wakil Sumut pada ajang Fesyar Sumatera di Aceh pada Agustus 2022 mendatang,” jelasnya.


Selain dapat menikmati suasana perlombaan, ungkap Doddy, BI Sumut juga turut mengundang masyarakat untuk hadir pada sharia forum berupa kegiatan talkshow syariah, edukasi, dan sosialisasi serta sharia fair dengan berbagai macam stand bazaar yang ada.

“Ada berbagai produk UMKM, pesantren, asosiasi, komunitas, perbankan, dan binaan pemerintah daerah yang turut mendukung pembentukan ekosistem syariah di Sumut,” ungkapnya.

Dikatakannya lagi bahwa besarnya potensi ekonomi syariah dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru untuk mendorong pemulihan tidak hanya di Indonesia bahkan secara global.

Doddy menjabarkan bahwa Negara Tiongkok, sebagai ekspor baju muslim tertinggi ke Timur Tengah. Inggris, sebagai Pusat Keuangan Syariah di Barat. Korea, memiliki visi menjadi destinasi utama pariwisata halal. Jepang, Industri halal sebagai kontributor kunci di 2020. Thailand, memiliki visi menjadi dapur halal dunia. Australia, sebagai pemasok daging sapi halal terbesar ke Timur Tengah. Brazil sebagai pemasok daging unggas halal terbesar ke Timur Tengah.

“Lalu bagaimana dengan Indonesia? Indonesia sebagai negara yang memiliki populasi muslim terbesar,” papar Doddy.

Secara global, Indonesia menempati peringkat 4, Global Islamic Economic Indicator pada 2021/2022 untuk sektor makanan halal. “Peningkatan ekspor makanan halal ke negara anggota OKI (Organisasi Kerja Sama Islam), peluncuran sistem kodifikasi produk halal, dan digitalisasi sertifikasi halal menjadi tiga faktor kunci,” tegasnya.

Selain itu, lanjut Doddy, Indonesia berhasil menduduki peringkat puncak sebagai negara dengan ekosistem keuangan syariah terbaik global. Salah satu faktornya karena memiliki sektor keuangan sosial syariah yang paling dinamis di antara semua negara di dunia.

“Indonesia juga termasuk negara dengan volume transaksi fintech terbesar dan menempati posisi ke-4 dari 64 negara setelah Malaysia, Arab Saudi, dan UEA,” bilangnya.

Berdasarkan indikator makroekonomi menunjukkan Indonesia sebagai leader dalam ekonomi dan keuangan syariah di antara negara-negara OKI. Apalagi kinerja dan outlook ekonomi syariah Indonesia relatif baik mengingat kapasitas sektor ekonomi halal dan keuangan syariah yang saat ini dimiliki untuk mendukung momentum Indonesia bangkit setelah pandemi.

“Namun ruang untuk berkembang masih terbuka dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi syariah nasional, baik dari sisi sektor riil maupun sektor keuangan yang berkontribusi bagi pembangunan ekonomi nasional termasuk yang berkelanjutan,” imbuh Doddy.

Dalam mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, Bank Indonesia berperan sebagai AIR (Akselerator, Inisiator, dan Regulator). “Pelaksanaan Fesyar 2022 merupakan salah satu wujud peran Bank Indonesia sebagai akselerator pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Tentunya peran ini akan menjadi lebih optimal dengan bersinergi bersama berbagai pihak,” pungkasnya. (A-1Red)


Komentar Anda

Berita Terkini